Cara Kerja Pikiran Menurut NLP? Gimana sudah lebih mengerti tentang NLP? Nah dalam kesempatan kali ini, saya mau sharing tentang cara kerja pikiran menurut NLP. Mengapa? Karena NLP penting buat saya, karena dengan NLP kita bisa memberikan rasa Nyaman Lewat Perubahan (NLP) yang artinya NLP dapat mengkaji bagaimana proses mental diri kita untuk menentukan perilaku diri kita.
Maka, ketika kita berbicara tentang menyelesaikan masalah, kita perlu mengenali hal berikut :
- Apa yang kita lakukan di dalam kepala kita sehingga masalah itu muncul?
- Lalu apa yang seharusnya kita lakukan di dalam kepala kita untuk menyelesaikan masalah ini?
Apakah :
- Gambar, suara, rasa dan kalimat apa saja yang kita munculkan saat masalah terjadi?
- Gambar, suara, rasa dan kalimat apa saja yang perlu kita munculkan agar masalah kita pergi?
Yang paling menarik dari pembelajaran NLP juga bisa kita praktikkan untuk melakukan Self-Coaching yang esensinya adalah menggunakan pemahaman kita tentang NLP, tentang :
- Bagaimana otak / pikiran kita bekerja untuk mengubah diri kita
- Lalu, bagaimana otak kita bekerja?
Gambar dan kalimat di dalam benak memicu perasaan kita.
Gambar dan kalimat yang muncul dalam benak kita — entah kita sadari atau tidak — akan memicu :
- Apa yang kita rasakan; memicu emosi dan perasaan kita
- Dalam NLP, kita menggunakan istilah state atau state of mind untuk menyebutkan apa yang kita rasakan ini.
Secara umum, ada dua macam state yang kita rasakan menurut NLP, yaitu :
- Disempowering State seperti “Marah, Sedih, Kecewa, dsb” namun hal ini juga dapat menjadi empowering state apabila berada dalam konteks yang tepat
- Empowering State seperti “Bahagia, Senang, Percaya Diri, dsb”
Karena apa yang kita pikirkan akan memicu sebuah perasaan, maka untuk mengubah apa yang kita rasakan kita dapat melakukan dengan mengubah apa yang kita pikirkan.
Misalnya mengubah gambar dan kalimat di dalam benak diri kita. Bisa juga dengan mengubah kontennya atau strukturnya atau polanya sehingga hasilnya juga berubah.
Perasaan akan memicu perilaku
Kondisi yang kita rasakan akan memicu perilaku atau tindakan tertentu, kita melakukan atau tidak melakukan sesuatu tergantung dari state yang kita rasakan saat mau melakukan aktivitas.
Misalnya :
- Mau olahraga, apa state yang dirasakan? Apakah “Malas, tidak mood atau perasaan yang lainnya?”
- Coba tebak kira-kira apakah jadi untuk berolahraga?
- Tentu tidak kan?
Maka keterampilan mengelola state ini akan menjadi sangat penting untuk kita ketika ingin mengeksekusi sebuah rencana tertentu yang sangat menyenangkan buat kita lakukan.
Semoga bermanfaat, apa yang disampaikan pada Digital Magazine – Ciptakarya Paramacitra melalui artikel ini. Jika ada manfaat dari artikel ini silahkan sebarkan link artikel ini kepada teman-teman Anda agar mereka mendapatkan manfaat yang sama dengan Anda.